Bulan merupakan salah satu benda langit yang tidak
mempunyai sinar sendiri. Bulan tampak bercahaya karena memantulkan sinar yang
diterima dari matahari. Dari hari ke hari bentuk dan ukuran cahaya bulan itu
berubah-rubah sesuai dengan posisi bulan terhadap matahari dan bumi.
Pada saat bulan persis di antara bumi dan matahari
bertemu maka seluruh bagian bumi tidak menerima sinar matahari sedang persis
menghadap ke bumi. Akibatnya pada saat itu bulan tidak tampak dari bumi yang
diistilahkan dengan Muhak atau bulan mati. Ketika bulan bergerak, maka ada
bagian bulan yang menerima sinar matahari terlihat dari bumi. Bagian bulan ini
yang terlihat dari bumi sangat kecil dan membentuk bulan sabit.
Dengan demikian secara singkat fase-fase bulan dalam
konteks perjalanan satu bulan penuh meliputi:
1. Bulan mati, yaitu ketika terjadi peristiwa pertemuan
antara bulan dan matahari.
2. Bulan Sabit Awal Bulan, yaitu ketika bulan
meninggalkan matahari pada hari tanggal 1,2 sampai 3
3. Prapurnama awal, yaitu setelah bulan meninggalkan
matahari pada perempatan pertama dalam ukuran sudut/busur, fase ini terjadi
pada hari tanggal 6,7 sampai 8
4. Bulan purnama, yaitu ketika terjadi peristiwa
istiqbal , semua permukaan bulan menghadap matahari,fase ini terjadi pada hari
tanggal 13,14, sampai 15
5. Prapurnama akhir, yaitu bulan meninggalkan matahari
setelah terjadi peristiwa istiqbal. Fase ini terjadi pada hari tanggal 21,23
sampai 24
6. Bulan sabit akhir, yaitu fase di mana sinar bulan
berbentuk sabit (hilal) pada akhir bulan. Fase ini terjadi pada hari tanggal
27, 28 sampai 29. Akhirnya sampailah pada saat ijtima’ kembali menjelang bulan
berikutnya dimana sama sekali tidak tampak dari bumi(bulan Mati).